Pekerjaan Lapen Kampung Kecubung Jaya Di Soroti Oleh Lembaga Batik.

0

Menggala Thrlink1news. Com — Pengurus DPD Lembaga Barisan Anti Korupsi (Batik) Kabupaten Tulangbawang menduga kegiatan pembangunan pengerasan atau peningkatan jalan usaha tani (Lapen) Kampung Kecubung Jaya, Kecamatan Gedungaji di mark up

Dugaan itu muncul ketika Tim DPD Lembaga Batik Tulangbawang meninjau langsung pekerjaan proyek yang bersumber dari dana desa kampung setempat, Rabu, 5 Oktober 2022.

Ketua DPD Lembaga Batik Tulangbawang, Nawi mengatakan berdasarkan papan informasi yang terpasang di lokasi, anggaran pembangunan menelan dana Rp127 720 000.
Dana seratusan juta itu digelontorkan untuk merehabilitasi jalan dengan lebar tiga meter dan panjang 405 meter.

“Kami sudah lihat langsung pekerjaan di lapangan hari ini. Dari pantauan itu kami menduga ada mark up nilai yang dianggarkan dengan volume yang dikerjakan,” tegas Nawi di lokasi.

Dia mengatakan, indikasi mark up itu muncul dari asumsi kebutuhan material yang digunakan. Sebab untuk jenis kegiatan yang sama, berdasarkan basi pres atau hitungan Dinas PUPR untuk pekerjaan lapen dengan ketebalan 5 cm menghabiskan batu 3/5 50 kubik, 2/3 23 kubik, 1/2 17 kubik, aspal 14 drum, dan pasir 15 kubik.

Dia merinci, untuk batu ukuran 3/5 dijual seharga Rp185 ribu per kubik sehingga asumsi anggaran Rp9 250 000 untuk 50 kubik dan ongkos kirim dua tronton Rp6 juta.

Batu ukuran 2/3 dijual seharga Rp195 ribu per kubik sehingga asumsi anggaran Rp4 485 000 untuk 23 kubik dan ongkos kirim satu tronton Rp3 juta.

Batu ukuran 1/2 dijual seharga Rp205 ribu per kubik sehingga asumsi kebutuhan anggaran Rp3 485 000 untuk 17 kubik dan ongkos kirim barang Rp3 juta.

Kemudian, lanjut dia, anggaran untuk pembelian sebanyak 14 drum membutuhkan anggaran Rp21 juta, pasir Rp2 juta, upah Rp15 juta, sewa alat berat Rp7 juta, dan pajak Rp15 800 000.

“Kalau kita hitung untuk pekerjaan dengan volume yang sama dengan hitungan RAB PU itu hanya membutuhkan anggaran Rp90 050 000. Itu hasil pekerjaaan sudah sesuai dengan spesifikasi. Kalau kita bandingkan dengan pekerjaan yang ini hasilnya sangat mengecewakan, makanya kami menduga pekerjaan ini asal jadi,” kata dia

Dari pantauan di lapangan diduga menggunakan aspal palsu, kemudian volume pekerjaan pun tidak sesuai.

” Kami sudah tarik meteran di lokasi, untuk lebar itu hanya mencapai 2,6 meter saja, panjang itu hanya 402,5 meter. Untuk aspalnya, tadi kami cek tidak ada merek yang tertera di drumnya. Makanya kami menduga ada upaya mencari keuntungan besar sehingga mengabaikan kualitas pekerjaan,” kata dia.

Nawi berencana, melaporkan temuannya ke aparat penegak hukum agar kedepan tidak ada lagi pembangunan yang menggunakan uang negara hanya dijadikan azaz manfaat oleh oknum tertentu.

“Kita akan susun laporan dulu, selesai itu kita bawa ke Kejaksaan. Ini bertujuan agar ke depan tidak ada lagi upaya dalam penyelewengan anggaran dalam membangun negeri,” ujar dia.

Kepala Kampung Kecubung Jaya, Kecamatan Gedungaji, Aan mengaku tidak mengetahui secara persis proes pembangunan.

“Kurang paham, karena itu Kaur Pembangunan yang ngerti,” kilah Aan saat dihubungi oleh Tim.

Sementara itu, Kaur Pembangunan Kampung Kecubung Jaya, Kecamatan Gedungaji, Wandi belum dapat menjelaskan mengenai pekerjaan tersebut lantaran tengah berada di kebun.

“Saya lagi ngengon kerbau ladang,” singkat dia.   ( Tim )

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here