ThelinkNews, Bandar Lampung– FISIP Unila berkolaborasi dengan Asosiasi Program Studi Sosiologi Indonesia (APSSI) mengadakan The 4th International Indonesia Conference on Interdisciplinary Studies (IICIS) di Hotel Emersia, Bandar Lampung, Kamis (2/11/2023).
Konferensi ‘Defining the Interest of Indonesian Society and State to Achieve Welfare and Justice’ resmi dibuka Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Dr Habibullah Jimad mewakili Rektor Unila.
Dr Habibullah menjelaskan, konferensi ini merupakan sebuah wadah bagi peneliti untuk berbagi pengetahuan, pemahaman, wawasan, temuan penelitian, dan isu-isu terkait lainnya.
Ini sangat penting untuk menghadapi tantangan saat ini dan di masa depan.
“Kami yakin tema konferensi ini sangat menarik jika dilihat dari sudut pandang interdisipliner, yang pada akhirnya akan memperkaya khazanah teori dengan studi kasus dan penelitian empiris,” ujar Habibullah.
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja Sama FISIP Unila Dr Deddy Hermawan mengatakan, kerjasama antara FISIP Unila dan APSSI melalui konferensi internasional IICIS menjadi momen penting untuk meningkatkan kinerja tridarma perguruan tinggi di lingkungan FISIP Unila.
Kerjasama tersebut mencakup publikasi di jurnal-jurnal jaringan APSSI dan penandatanganan perjanjian kerja sama antara FISIP Unila dan FISIP Universitas Sumatera Utara.
“Kegiatan ini sangat mendukung pencapaian indikator kinerja utama (IKU) di Unila,” ujarnya.
IICIS Unila tahun ini menghadirkan pembicara utama dari Jepang, Malaysia, dan Indonesia.
Beberapa di antaranya yakni Masanari Kakeno, Ph.D., dari Faculty of Foreign Studies Setsunan University, Mohammad Reevany, Ph.D., dari University Sains Malaysia.
Laksdya TNI Prof. Dr. Ir. Amarulla Octavian, M.Sc., dari DESD (Dewan Pakar APPSI dan Wakil Ketua BRIN), Dr. Yusharto Huntoyungo, M.Pd., selaku Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri, dan Intan Fitri Meutia, S.A.N., M.A., Ph.D., dari Ilmu Administrasi Negara, Unila.
Berbagai tema dibahas dalam konferensi ini, seperti perjuangan kepentingan kelompok terpinggirkan, kepentingan identitas dan kekerasan dalam politik (global dan lokal), gender dan kepentingan pembangunan.
Dinamika kepentingan industri dan pekerja, gerakan sosial dan resistensi pemerintah dalam isu-isu sosial, tata kelola global dan pembangunan berkelanjutan, media kontemporer dan komunikasi digital, serta bisnis dan kewirausahaan.
Usai sesi pemaparan materi oleh para pembicara utama, para peserta melanjutkan kegiatan ke sesi paralel dan mempresentasikan hasil penelitian yang mereka lakukan.
Konferensi diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memahami kepentingan masyarakat dan negara Indonesia untuk mencapai kesejahteraan dan keadilan dari berbagai perspektif atau pendekatan interdisipliner. (*)
(ThelinkNews/red)