ThelhinkNews, Bandar Lampung– Rodrikson Alpian Medlimo, mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Lampung (Unila), aktif mengikuti berbagai kompetisi kepenulisan sejak masuk semester tiga.
Alpin, panggilan akrabnya, mengatakan, dirinya gemar mengikuti lomba kepenulisan lantaran mewarisi bakat dari sang ayah yang berprofesi sebagai seorang jurnalis.
Kecintaannya pada dunia menulis juga menjadi motivasi bagi Alpin untuk aktif terlibat dalam lomba kepenulisan.
Dia menuturkan, partisipasinya dalam kompetisi tersebut adalah untuk menjaga keseimbangan antara kegiatan organisasi, prestasi akademik, dan prestasi di luar akademik.
Salah satu faktor yang mendorong Alpin untuk terus aktif dalam kompetisi ialah keinginannya untuk dikenal sebagai mahasiswa berprestasi dan produktif dalam berbagai hal selama masa kuliah.
Hingga saat ini, Alpin telah memenangkan 28 kompetisi. Salah satu prestasinya, juara ketiga dalam Olimpiade Hukum yang diselenggarakan Hukum Expert (@hukumexpert) pada Maret lalu.
Beberapa waktu lalu, Alpin berhasil memenangkan empat kompetisi sekaligus dalam satu bulan.
Di antara kompetisi-kompetisi tersebut, Alpin meraih juara pertama dalam National Glorius Competition tahun 2023 (Kompetisi Esai Nasional) yang diadakan Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen (UKMK) Unila pada 17 Juni 2023.
Dia juga meraih juara kedua dalam Actuarial Fair tahun 2023 (Kompetisi Esai Nasional) yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Ilmu Aktuaria (Himaktu) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pada 24 Juni 2023.
Selain itu, Alpin berhasil menjadi juara pertama dalam kompetisi karya tulis tingkat nasional yang diadakan dalam rangka Bulan Bung Karno oleh DPD PDIP Lampung pada 29 Juni 2023.
Kemudian, dia juga meraih juara pertama dalam Adigama Festival Tahun 2023 (Kompetisi Esai Opini Nasional) yang diselenggarakan Lembaga Pers Mahasiswa Adigama FH Universitas Tarumanagara pada 1 Juli 2023.
Meskipun mengikuti beberapa kompetisi secara beruntun pada Juni lalu, Alpin mengaku tidak mengalami banyak kendala selama kompetisi. Namun, dia menghadapi tantangan dalam mengatur waktu.
“Bukan masalah sih, tapi tantangan dalam mengatur waktu dengan baik. Tantangan utamanya terkait pergeseran jam tidur. Biasanya sekitar pukul 22.00 – 23.00 WIB, ketika sedang berkompetisi, saya begadang bahkan tidak tidur sama sekali. Ini lebih pada tantangan bukan kendala. Konsistensi dalam mengikuti kompetisi juga menjadi tantangan,” ungkapnya.
Kesuksesan Alpin saat ini tidak didapatnya secara instan. Mahasiswa angkatan 2020 ini mengungkapkan, dia kalah dalam sepuluh kompetisi pertamanya.
Namun, dari pengalaman tersebut, dia bangkit dan terus berjuang untuk kompetisi berikutnya.
Dari setiap kompetisi yang diikuti, Alpin merasa kemenangan dan kekalahan adalah hal yang biasa baginya.
Ketika mengalami kekalahan, dia melakukan evaluasi, tetapi ketika menang, dia tidak berlebihan dalam memuji diri sendiri.
Secara akademik, Alpin mengakui pengalaman mengikuti kompetisi telah memberikan bekal baginya untuk masa depan di dunia kerja.
Alpin berharap, setiap mahasiswa Unila berani ke luar dari zona nyaman dengan mengikuti berbagai kompetisi demi memperoleh kehormatan bagi almamater tercinta.
Dia meyakini, dengan proses dan semangat perjuangan, kemenangan akan selalu menghampiri setiap orang yang berjuang. “Ora et labora. Bekerja dan berdoa. Harus seimbang antara usaha dan doa,” tandasnya. (*)
(ThelhinkNews/red)